PANJI-PRATAMA.COM – Dalam kesempatan kali ini, Prof. DR. KH. Sofyan Sauri, M.Pd. memberikan ceramah keagamaannya melalui aplikasi video confrence zoom. Tema yang dibawakan beliau adalah “Menguliti Makna Istikamah sebagai Kunci dalam Meraih Manisnya Buah Ibadah”. Topik ini berdasarkan kajian QS. Fussilat ayat 30, yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fussilat: 30).”
Pada bagian awal, Prof. Sofyan mencoba menguraikan asal muasal ayat ini berdasarkan interpretasi para mufasir.
Baca Juga: Kajian Surat Al Mulk ayat 23
Dalam Tafsir Al-Maraghi Jilid ke-24 halaman 234 yang diterbitkan pada tahun 1987, Ahmad Mustafa Al-Maragi menjelaskan bahwa istikamah ialah kestabilan dalam melakukan ketaatan baik yang menyangkut iktikad perkataan maupun perbuatan dengan melanggengkan sikap seperti itu.
Selanjutnya, dalam Tafsir Al Muyasar, disebutkan bahwa ayat ini mengandung arti:
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya,” kemudian mereka beristikamah di atas syariat-Nya, maka para malaikat turun kepada mereka saat kematian dan berkata kepada mereka, “Jangan takut mati dan apa yang sesudahnya, jangan bersedih atas perkara-perkara dunia yang kalian tinggalkan, dan berbahagialah dengan surga yang dijanjikan kepada kalian’.“
Baca Juga: Kajian Surat Al Kahfi ayat 13
“Jadi, apa inti dari ayat itu?” tanya Prof. Sofyan kepada hadirin yang mengikuti ceramah keagamaannya.
Berdasarkan Tafsir Al Mishbah, makna Firman Allah “Kemudian mereka istikamah” dalam ayat tersebut, menurut Sahabat Abu Bakar bermakna: “Mereka tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun.”.
Lalu, menurut Ibnu ‘Abbas: “Mereka konsisten dalam melaksanakan kewajiban.”
Sementara itu, kata Qatadah adalah “Istikamah dalam ketaatan kepada Allah.”
Maka, dalam QS. Fussilat ayat 30 ini, kita sebagai umat Islam harus memahami bahwa orang yang beriman dan beristikamah akan diberi kabar gembira tentang surga, termasuk orang yang mendapat keamanan pada hari kiamat. Mereka memperoleh apa pun yang diminta.
Baca Juga: Kajian Surat Al Baqarah ayat 83
“Lalu, bagaimana meraih manisnya buah dari amal ibadah?” lagi-lagi Prof. Sofyan bertanya kepada hadirin yang mengikuti ceramah keagamaannya.
Salah satu kunci untuk mampu meraih manisnya buah dari amal ibadah adalah dengan istikamah dalam beribadah kepada Allah.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw.:
“Akan merasakan manisnya iman, seorang yang rida Allah sebagai Rabb-nya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasulnya.” (HR. Muslim).
“Jadi, istikomah ini memang menjadi inti dalam kajian kita hari ini. Hal itu karena amalan seseorang walaupun sedikit secara kuantitas, tetapi mampu dilaksanakan dengan istikamah akan menjadi washilah bagi terbukanya pintu hikmah. Keistikamahan juga merupakan sikap yang mulia karena memiliki keistimewaan dan lebih baik dari seribu karomah.” Ulas Prof. Sofyan.
Baca Juga: Kajian Surat At Tahrim ayat 8
Selain itu, istikomah itu adalah amalan yang dicintai oleh Allah Swt.
Dari ’Aisyah Radhiyallahu ’anha, beliau mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.” (HR. Muslim).
Adapun dalam kitab Bidayatul Hidayah Karya Imam Al-Ghazali, dijelaskan bahwa keberkahan itu sama dengan bertambahnya kebaikan.
Jadi, kalau ada orang yang beribadah kemudian mampu menunjukkan kebaikan secara terus menerus atau istikamah, maka bisa menjadi tolok ukur keberhasilan atau buah dari ibadahnya.
Baca Juga: Cerpen Persahabatan
Selanjutnya, Prof. Sofyan menyampaikan bahwa ada tujuh tips untuk jemaah agar senantiasa meraih kesempurnaan ibadah.
Pertama, tahap ilmu dan makrifat.
Kedua, tahap taubat.
Ketiga, tahap godaan.
Keempat, tahap kendala-kendala di jalan ibadah.
Kelima, tahap dorongan dan motivasi.
Keenam, tahap menghindari faktor-faktor perusak ibadah.
Ketujuh, tahap pujian dan syukur.
Setelah kita memahami betapa pentingnya keistikamahan bagi kesempurnaan ibadah, Prof. Sofyan Sauri, M.Pd. menyampaikan pula kehebatan dan keutamaan orang istikamah, di antaranya:
- Orang yang istikamah tidak merasa khawatir dan tidak pula bersedih hati.
Hal ini sesuai dengan kandungan QS. Al Ahqaf ayat 13 yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istikamah tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati.”
- Mendapat Surga-nya Allah.
Hal ini sesuai dengan kandungan QS. Fussilat ayat 30 yang artinya: “…. dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”
- Para Malaikat akan diturunkan bagi orang yang istikamah beribadah saat sakaratul maut.
Hal ini sesuai dengan kandungan QS. Fussilat ayat 30 yang artinya: “…. maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih …’.”
- Akan dikaruniakan rezeki yang banyak
Hal ini sesuai dengan kandungan QS. Jin ayat 16 yang artinya: “Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).”
Baca Juga: Cerpen Olahraga
Pada akhir ceramahnya, Prof. Sofyan berdoa agar kita termasuk ke dalam golongan mukmin yang istikamah dengan sebuah doa berdasarkan QS. Ali Imran ayat 8 berikut ini:
“(Mereka berdoa): ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)’.”
Demikian kajian QS. Fussilat ayat 30 dengan topik “Meraih Manisnya Buah Ibadah”. Wallahualam. (*)
(*Tulisan ini dimuat pertama kali di: https://www.nongkrong.co/lifestyle/pr-4313802895/kajian-surat-fussilat-ayat-30-meraih-manisnya-buah-ibadah?page=3#google_vignette pada 3 Juli 2022)
1 thought on “Kajian Surat Fussilat ayat 30: Meraih Manisnya Buah Ibadah”