PANJI-PRATAMA.COM – Kali ini, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas Islam Nusantara, Prof. DR. KH. Sofyan Sauri, M.Pd. menyampaikan kuliah subuh tentang “Remaja dan Penerus Bangsa”. Topik ini berdasarkan kajian QS. Al-Kahfi ayat 13 yang artinya:
“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk (QS Al-Kahfi: 13).”
Pada bagian awal penjelasan, Prof. Sofyan menyampaikan pembedahan ayat ini berdasarkan interpretasi para mufasir. Dimulai dari penjelasan Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shofwat at-Tafasir bahwa ayat itu berisi tentang: “Kami kisahkan kepadamu Ya Muhammad, berita aneh mereka (pemuda Ashabul Kahfi), dengan cerita yang benar, tanpa ditambahi atau dikurangi sedikit pun.”
Baca Juga: Sukses Tahan Imbang Vietnam, Bek Indonesia Viral
Selanjutnya, Prof. Sofyan menyampaikan pendapat Khalid Abdurrahman Al-Aki dalam Shofwatul Bayan li Ma’anil Qur’an yang membahas sosok pemuda Ashabul Kahfi dalam ayat tersebut: “Konon, pada zaman pemerintahan Raja Dikyanus, hiduplah beberapa pemuda, mereka bersikeras untuk menyebarkan agama baru yang berbeda dengan keyakinan rajanya pada waktu itu.
Lalu, mereka dikejar-kejar hendak dibunuh oleh para prajurit kerajaan. Akhirnya, berlindunglah mereka di sebuah gua untuk menghindari kejaran prajurit. Kemudian, tertidurlah mereka di dalam gua itu selama beratus tahun. Al-Qur’an mengabadikan mereka dengan Ashabul Kahfi.”
Terakhir Prof. Sofyan menyampaikan juga pendapat dari Al-Maraghi yang menafsirkan ayat itu menyoal tentang pemuda-pemudi yang beriman kepada Rabb-Nya: “Kemudian, Allah SWT. menambahkan petunjuk kepada mereka dengan meneguhkan iman dan memberikan taufik untuk beramal saleh.
Baca Juga: Selamat! Mulai Hari Ini Gamelan Telah Resmi Menjadi WBTB UNESCO
Sepenuhnya menghadapkan hati kepada Allah SWT. dan menjauhkan diri dari kemewahan duniawi. Ibnu Katsir juga berpendapat yang sama bahwa keimanan itu bertambah, bervariasi kualitasnya, serta berkurang.”
Dengan demikian, dari tiga pendapat para mufasir tersebut, Prof. Sofyan menggeneralisasikan bahwa kadar keimanan seseorang itu bertingkat-tingkat. Iman akan bertambah dengan ketaatan kepada-Nya dan akan berkurang dengan kemaksiatan.
Maka, sikap kita ialah terus istikamah dalam ketaatan kepada-Nya. Adapun bentuk ujian dan cobaan yang diberikan oleh-Nya ialah untuk menguji keimanan seseorang. Jika berhasil melaluinya, keimanan akan bertambah. Jika tidak berhasil, kecelakaanlah untuknya.
“Agar kita istikamah dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Swt. dibutuhkan ilmu dan pemahaman yang baik akan ajaran agama. Karena iman itu melibatkan keaktifan seluruh anggota tubuh. Tidak hanya pada batas pengakuan lisan, pembenaran hati, tetapi juga diamalkan dengan anggota tubuh,” pesan beliau.
Selanjutnya, Prof. Sofyan menyatakan bahwa amalan tersebut menjadi bukti keimanan seseorang. Supaya amalan tidak sia-sia, maka dibutuhkan ilmu serta pemahaman di atasnya, karena hal ini akan mendatangkan rahmat di sisi Allah Swt.
Baca Juga: Buku 10 Hal Teraneh di Dunia
Lalu, bagaimana cara menanamkan nilai akhlak pada diri kita, terutama bagi putera-puteri kita agar menjadi penerus bangsa di masa depan? Prof. Sofyan menyampaikan beberapa tahapannya:
- Menanamkan pendidikan agama kepada remaja dan pemuda sejak dini. Sebab agama adalah rem cakram dalam kehidupan dan filter dalam menentukan pilihan, sehingga para remaja dan pemuda sanggup memilih dan memilah mana yang hak dan yang batil.
- Menciptakan generasi muda sebagai penerus bangsa, para orang tua dituntut untuk membangun keluarga yang harmonis, dimanis, serta bisa mendidik dan mengarahkan putera-puteri tercintanya.
- Pemerintah selaku pemilik kebijakan harus berani menunjukkan komitmennya untuk memberdayakan potensi pemuda, dan tak kalah pentingnya untuk melindungi para remaja dan pemuda dari serbuan media komunikasi dan informasi yang dapat merusak watak dan karakter pemuda.
Tahapan penanaman nilai akhlak tersebut guna melahirkan pemuda penerus bangsa yang dapat diandalkan secara nyata. Dengan begitu, dapat muncul generasi muda idaman berkarakter ashabul kahfi, berakidah Ibrahim, pecinta sifat-sifat mulia para nabi dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah.
Pada akhir ceramahnya, Prof. Sofyan menutup kajian dengan doa yang dikutip dari QS. Al-Kahfi ayat 10 yang artinya:
“Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (QS Al-Kahfi: 10)”***
(*Tulisan ini dimuat pertama kali di: https://bogor.urbanjabar.com/gaya-hidup/pr-2682171108/kajian-surat-al-kahfi-ayat-13-remaja-dan-penerus-bangsa?page=2#google_vignette pada 15 Desember 2021)
2 thoughts on “Kajian Surat Al-Kahfi ayat 13: Remaja dan Penerus Bangsa”