
PANJI-PRATAMA.COM – Aktris senior Indonesia yang identik dengan peran Sarah di Sinetron Si Doel Anak Sekolahan, Cornelia Agatha, terlihat sesegukan saat membacakan sebuah cerpen tentang Papua.
Dengan alunan suaranya yang merdu, cerpen berjudul “Melepas Rindu di Tanah Papua” karya Dini W. Tamam, dibacakan Lia dalam acara bertajuk Peluncuran Buku Antologi Warisan Budaya Indonesia, pada Kamis, 2 Desember 2021 secara online.
Aktris yang telah mendapatkan lisensi Advokat setahun lalu ini, bekerja sama dengan Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyosialisasikan perlindungan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
Hal tersebut terutama terkait Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang telah rutin diumumkan Kemdikbud tiap tahunnya.
Baca Juga: Road to SNMPTN
“Teruslah menulis, karena menulis membuat kita dapat menjadi saksi jalannya kehidupan.” tutur Cornelia Agatha sebagai pesan pamungkasnya.
Sementara itu, pihak Ditjen Kebudayaan Kemdikbud melalui Pokja Dokumentasi dan Publikasi, Dewi Yulianti, mengatakan bahwa buku yang diluncurkan tersebut memadukan naskah deskripsi hasil penelitian akademik yang disampaikan lewat cerita.
“Di dalamnya terdapat 33 cerita pendek yang mewakili 33 Provinsi di tanah air. Masing-masing cerita unik dan kuat membawa pesan warisan budaya tak benda daerahnya. Hal ini penting diketahui oleh siswa dan masyarakat Indonesia karena kebanyakan dari pembacanya memang usia sekolah.” jelasnya.
Menurutnya, cerpen-cerpen tersebut ditulis oleh para pengarang nasional yang telah diseleksi ketat selama beberapa lama. Mereka kemudian dimentoring kembali oleh penulis budaya Indonesia seperti Kirana Kejora dan Asma Nadia.
Baca Juga: Karya-Karya Novia Widyasari
Dalam acara peluncuran buku tersebut, tampak juga tokoh-tokoh pendidikan dan kebudayaan nasional seperti Refita Meri selaku GM Marketing dan E-Commerce Balai Pustaka.
Kirana Kejora selaku novelis budaya sekaligus mentor para penulis, dan Noviolaleni selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 33 Jakarta yang menjadi perwakilan dari pihak lembaga pendidikan. Selain narasumber, di undang pula beberapa blogger budaya, aktivis budaya, dan pegiat literasi dari berbagai kalangan.
WBTb di Jawa Barat
Sementara itu, sebanyak 40 karya budaya dari 17 kabupaten kota di Jawa Barat diusulkan untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) tingkat Jawa Barat untuk tahun 2022.
Sidang penetapan ini digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat (Disparbud Jabar) bersama para pegiat budaya secara virtual pada 30 November 2021 lalu.
Jawa Barat rutin mengusulkan pendokumentasian warisan budayanya setiap tahun. Tercatat, sudah 87 karya budaya asal Jawa Barat yang di-SK-kan oleh Kemdikbud sejak tahun 2013 hingga 2021.
Dengan pencapaian tersebut, Provinsi Jawa Barat berada di urutan ketiga nasional sebagai provinsi yang peduli pada budaya (WBTb).
Baca Juga: Alur Cerita Layangan Putus
Sebelumnya, sebanyak 22 karya budaya telah ditetapkan dalam sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda (WBTb) tahun 2021 pada 29 Oktober lalu. Nama-nama budaya tersebut di antaranya adalah:
– Angklung Bungko (Kab. Cirebon)
– Gong Sibolong (Kota Depok)
– Bangkong Reang (Kab. Bandung)
– Gantangan (Kab. Subang)
– Toleat (Kab. Subang)
– Badeng (Kab. Garut)
– Angklung Dogdog Lojor (Kab. Sukabumi)
– Batik Paoman/Dermayonan (Kab. Indramayu)
– Payung Geulis (Kab. Tasikmalaya)
– Arsitektur Kamoung Pulo (Kab. Garut)
– Tari Cepet (Kab. Sukabumi)
– Merlawu (Kab Ciamis)
– Upacara Adat Nyuguh (Kab. Ciamis)
– Jipeng (Kasepuhan Ciptagelar, Kab. Sukabumi)
– Rasi (Kota Cimahi)
– Palakiah Palean Raga (KBB)
– Upacara Hajat Arwah (KBB)
– Angklung Gubrag (Kab. Bogor)
– Karinding
– Bordik (Kota Tasikmalaya).***
(*Tulisan ini dimuat pertama kali di: https://bogor.urbanjabar.com/nasional/pr-2682039987/cornelia-agatha-melepas-rindu-di-tanah-papua pada 2 Desember 2021)