PANJI-PRATAMA.COM – Tagar #SAVENOVIAWIDYASARI masih menduduki peringkat teratas di Twitter. Tagar tersebut dibuat netizen untuk mendukung penyelesaian kasus Novia Widyasari.
Novia melakukan bunuh diri di samping makam ayahnya karena depresi yang menimpa dirinya.
Novia Widyasari diduga meminum racun potasium hingga meninggal. Salah satu dugaan yang melatarbelakangi peristiwa tragis itu adalah perlakuan sang pacar, Randy Bagus Hari Sasongko.
Netizen merasa prihatin dengan kisah tragis Novia. Komentar yang mendukung pengusutan perkara ini terus berdatangan di berbagai platform media sosial.
Di balik rasa iba netizen, banyak yang tidak tahu bahwa sosok Novia Widyasari merupakan seorang penulis.
Salah satu karyanya pernah dibukukan dalam sebuah Antologi berjudul “Laras Asa” bersama komunitas Quora.
Selain itu, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Brawijaya Malang ini, sering menuliskan hasil karya puisinya di platform Instagram miliknya.
Berikut adalah beberapa puisi karya Novia yang berhasil penulis rangkum dari status IG-nya:
- Puisinya penuh nada getir
Salah satu puisinya yang berisikan pesan-pesan harapan dengan nada getir tampak pada karyanya berikut ini:
Baca Juga: Review Buku Angkatan Puisi Esai 4
Aku ingin menjadi awan
yang berjarak di langit
mana saja,
Aku ingin menjadi bumi
yang menghampar pada
orang saleh yang berjalan
di atasnya begitu juga
pada orang yang munkar,
Aku ingin menjadi air
hujan yang mengalir ke
tempat yang bersih juga
tempat kotor.
- Puisinya bernuansa feminisme
Salah satu puisinya berlirik romansa, tetapi penuh pesan keperempuanan:
Aku memaafkan segala sesuatu yang tidak bisa kautepati
Aku juga memaafkan diriku yang terlalu sayang padamu
Aku ingin melepasmu dengan tenang, damai dan dalam
ridha-Nya
Berbahagialah. Karena seperti itulah hidup.
Ada yang tidak bisa digapai meski berusaha. Ada yang tidak bisa
direngkuh meskipun sudah mengiba
Sebab ada kalanya ranting itu akan patah sekuat apapun ia
bertahan pada batang.
Baca Juga: Review Buku Angkatan Puisi Esai 1
- Puisinya pedih mendalam
Salah satu puisinya memberikan pesan betapa dirinya merindukan seseorang yang paham akan dirinya dan segala yang dia rasakan:
Kepada senja aku berani
yang kembali jatuh hati
pada seseorang
kunamai ia seribu dari jiwaku
- Puisinya menyimpan lirik-lirik derita yang melukainya
Salah satu derita hidupnya pernah ia ceritakan dalam puisinya berikut:
Aku melihatmu di ujung senja lalu kamu berkata
padaku:
“Pergilah ke ujung sungai, di antara gemericik
air. Bisakah kamu menemukan Tuhan? Jika bisa kamu
tidak perlu berlayar ke laut, bukankah Tuhan
itu Tunggal?”
Seandainya semudah itu, tentu tidak ada
pembunuhan atas nama keyakinan, meneriakkan
kebencian hanya karena beda pandangan. Yang
aku tahu Tuhan tidak bersembunyi di balik
kekerasan, permusuhan, kekuasaan, dan
pengakuan.
- Puisinya tentang tekanan batin yang pelik
Puisi berikut berisikan tekanan batin yang dirasakan Novia semasa hidup. Bahkan ada kata-kata terakhir yang beliau pesankan dalam puisi ini:
Batas tentang merindumu
semakin mengabur
Seperti senja, memerah
dan nyaris tenggelam.
Kupersilakan pekatnya
merantai jantungku agar
tidak ada lagi detak yang
meneriakkan namamu.
Kenangan memang tidak
menghidupkan yang mati,
melainkan mematikan yang
hidup.
Entah hati siapa yang
mati,
hatiku?
hatimu?
Baca Juga: Bocoran Layangan Putus 4
Demikian curahan isi hati Novia Widyasari semasa hidupnya. Semoga penegak hukum dapat segera membongkar biang masalah yang mengakibatkan Novia terpaksa mengambil keputusan akhir yang sulit.***
(*Tulisan ini dimuat pertama kali di: https://bogor.urbanjabar.com/nasional/pr-2682064066/menyedihkan-pesan-novia-widyasari-tertulis-dalam-karya-karyanya?page=6 pada 5 Desember 2021)