PANJI-PRATAMA.COM – Materi Formulir Survei Lingkungan adalah materi yang sengaja penyusunannya untuk tujuan mengelompokan siswa. Selanjutnya, Materi Formulir Survei Lingkungan ini dapat menjadi petunjuk bagi guru dalam memilah siswa berdasarkan kesesuaian dirinya dengan lingkungannya.
Apalagi, artikel ini sangat berkaitan dengan Modul Ajar P5 dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan atau Kewirausahaan. Dengan demikian, artikel ini cukup penting dalam pelaksanaannya.
Baca juga: Dua Sastrawan Gaek Berulang Tahun Bersama
Analisis Kesadaran Lingkungan
Kesadaran lingkungan adalah sebuah upaya untuk menumbuhkan kesadaran suatu individu agar tidak hanya tahu tentang teori mengenai lingkungan, sampah, pencemaran, penghijauan, dan perlindungan satwa langka, tetapi juga mengajak mereka untuk melakukan atau mengaplikasikan pengetahuan yang sudah siswa dapatkan dengan membangkitkan semangat serta sadar atas lingkungannya.
Usaha untuk melakukan tindakan sadar sangat perlu sebagai cara pengelolaan lingkungan dengan cara memelihara atau memperbaiki kualitas lingkungan agar kebutuhan manusia terpenuhi dengan baik.
Terdapat tiga indikator untuk menganalisis kesadaran lingkungan yang masing-masing merupakan suatu tahapan bagi tahapan berikutnya dan menunjuk pada tingkat kesadaran tertentu, mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu:
Pengetahuan
Terdapat 6 tingkatan pengetahuan yaitu:
- (a) Tahu (know) = mengingat suatu materi yang telah siswa pelajari sebelumnya jika seseorang dapat mendefinisikan materi atau objek maka orang tersebut telah dapat guru anggap “tahu”.
- (b) Memahami (comprehension) = kemampuan menjelaskan dengan benar tentang objek dan dapat menggambarkan objek tersebut secara benar.
- (c) Aplikasi (application) = kemampuan untuk menggunakan materi yang telah siswa pelajari pada keadaan nyata.
- (d) Analisis (analysis) = suatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu objek.
- (e) Sintesis (syntesis) = suatu kemampuan untuk menyusun hal-hal baru dari formulasi-formulasi yang ada, contohnya menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
- (f) Evaluasi (evaluation) = kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Sikap
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan.
- (a) Menerima (receiving) = orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang guru berikan (objek).
- (b) Merespon (responding) = memberikan jawaban, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang guru berikan (terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah), menunjukkan bahwa orang menerima ide tersebut.
- (c) Menghargai (valuing) = mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
- (d) Bertanggung jawab (responsible) = bertanggung jawab terhadap risiko yang telah siswa pilih merupakan sikap yang paling tinggi.
Pola perilaku (tindakan)
Tindakan terdiri dari beberapa dimensi meliputi:
- (a) Persepsi (perception) = mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan siswa ambil.
- (b) Respon Terpimpin (guided response) = melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.
- (c) Mekanisme (mechanism) = apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sudah merupakan kebiasaan.
- (d) Adaptasi (adaptation) = suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik atau sudah siswa modifikasi.
Baca juga: 5 Tokoh Negara Ucapan Selamat Ulang Tahun untuk Jokowi
Survei Lingkungan terkait Sampah Daur Ulang
Survei adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yang sama pada setiap orang. Kemudian semua jawaban yang ada, dapat peneliti catat, olah, dan analisis.
Menurut Babbie, 1982 bahwa ada tiga langkah penting yang menentukan keberhasilan penelitian survei, yaitu:
1) mengembangkan atau membuat angket,
2) memilih sampel, dan
3) mengumpulkan data dengan wawancara atau angket.
Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian serius. Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak [warga belajar] tidak menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun, juga bisa guru pakai sebagai media pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah berwawasan lingkungan.
Daur ulang sebagai pengelolaan sendiri.
Sampah kertas bisa siswa daur ulang dengan cukup mudah. Kertas bekas siswa potong dengan kecil-kecil dan siswa rendam ke dalam air. Proses berikutnya adalah sobekan kertas tersebut siswa blender hingga berubah menjadi bubur kertas. Dari sinilah perlu kreativitas siswa. Bubur kertas bisa siswa jadikan bahan kertas daur ulang atau bisa siswa jadikan bahan dasar kreativitas lain, misalnya topeng kertas atau bentuk pigura.
Sistem pemilahan untuk siswa jual.
Kertas berjenis HVS siswa pisah dari jenis lain misalnya koran, karton dan kerdus. Kertas bekas yang sudah siswa pilah tadi kemudian siswa jual ke pemulung. Pemulung secara berkala akan datang ke sekolah untuk mengambil kertas tersebut.
Jenis sampah lain yang juga lumayan banyak di sekolah adalah plastik. Sampah ini sebagian besar terdiri dari bungkus plastik dan botol minuman mineral. Untuk jenis terakhir inilah yang sekarang banyak orang cari. Botol minuman bekas yang berbahan plastik PET bisa siswa daur ulang menjadi biji plastik. Demikian juga halnya dengan kaleng minuman bekas yang berbahan logam. Sampah jenis ini juga sebaiknya siswa pilah, siswa kumpulkan untuk kemudian siswa jual. Anak-anak juga dapat berkreasi merangkainya menjadi barang kerajinan atau hiasan dinding.
Dengan sistem pemilahan ini semoga anak didik dapat belajar betapa sampah yang semula kotor dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Mata pelajaran ekonomi dapat dipelajari dari seonggok sampah di sekolah. Anak didik akan menyadari bahwa peluang kerja ada di sekitarnya, bukan hanya siswa cari tapi dapat juga siswa ciptakan.
Selain kertas dan plastik, ada pula sampah lain yang dapat diproses menjadi objek bernilai ekonomis seperti kacan logam, karet, dan kain.
Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para siswa perlu perlibatan secara aktif. Hal ini dapat guru lakukan dengan pembentukan regu-regu yang bertugas secara terjadwal. Kegiatan pameran dan kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap pengelolaan sampah. Menulis di blog atau majalah dinding merupakan latihan yang bagus untuk menumbuhkan jiwa-jiwa mengelola sampah. Dengan demikian, muncul kesadaran baru bahwa, “Sampah bukan masalah, tetapi peluang ekonomi”.
Baca juga: Enam Program Strategis Dihasilkan dalam Rapat Kerja Penyuluh Anti Korupsi Kujang Bersatu Jawa Barat
Pembagian Kelompok Berdasarkan Survei Lingkungan
Survei ini digunakan untuk mencoba menganalisis tipe-tipe sampah apa saja yang ingin dijadikan objek proyek oleh siswa. Survei ini dapat dimodifikasi guru berdasarkan keperluan dan tujuan lainnya. Untuk contoh pertanyaan surveinya, berikut ini diberikan contohnya pada kolom download di bawah. Selebihnya, guru dapat menambahkan daftar pertanyaan sesuai kebutuhan.
nice information, thank you
http://mobileapps.anywhere.cz/redir/milestone.php?return=http%3A%2F%2Fbdcb.telkomuniversity.ac.id&app=1182