LIburan rasa Cipanas Bogor? Tidak salah? Saya memang sedang di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, tetapi tujuan wisata di sini serasa masih di Indonesia.
Oke, saya akan ceritakan kisahnya.
Setelah beberapa bulan saya di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, saya baru sadar bahwa liburan adalah sebuah anugerah.
Saya bekerja di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu. Sekolah satu atap dengan segudang pekerjaan. Dan tentunya, kompleksitas tantangan kerja.
Baru seminggu di tempat kerja ini, saya harus mengerjakan belasan pekerjaan yang di luar tupoksi mengajar. Dari mulai membuat konten sosial media, menulis reportase, sampai dengan mengantar tamu ke berbagai tempat.
Bahkan, saya harus menyisihkan waktu libur saya di hari Sabtu dan Minggu untuk bekerja.
Maka tidak heran, saya merasa hari libur adalah sebuah anugerah. Mungkin saja, anugerah terindah yang pernah saya miliki. Sabtu dan Minggu yang kosong tanpa pekerjaan menjadi oase di gurun sahara.
Sayangnya, dua bulan saya di sini, waktu yang kosong itu hanya saya isi dengan tidur dan tidur. Seolah ajang balas dendam ketika waktu libur itu langka.
Oleh karena itu, ketika ada beberapa teman saya mengajak untuk pergi ke tempat wisata. Saya merasa harus melakukannya.
Baca juga: LKPD – Model Bisnis Kanvas
Liburan Tidak Terencana
Sebetulnya, tidak ada jadwal khusus untuk liburan kali ini. Hari itu seperti hari Minggu biasa. Awalnya, saya hanya ingin tertidur di kosan dengan lelap dan lama. Sampai, salah satu kawan di grup WA, tiba-tiba mengajukan ide luar biasa: berwisata.
Akhirnya, kami berangkat dengan sedikit tergesa-gesa karena kepergian ini tidak kami rencanakan sebelumnya. Kami pun agak buru-buru berangkat pukul 08.00 karena khawatir cuaca terlanjur panas jika terlalu siang.
Sebetulnya saya pun merasa agak riskan. Motor belum saya isi bensin. Jadi, meteran bensin motor memang sudah merah. Padahal, lokasinya pun belum saya ketahui, baik jarak maupun letaknya.
Kami pun berangkat dari UUC Telipok, tempat kami berkumpul. Kami berangkat melalui Jalan Tuaran ke arah Jalan Kokol Poring. Jalanan di sini memang besar sekali sehingga saya sempat khawatir motoran di jalan sebesar ini.
Dari Jalan Tuaran, kami lurus saja mengikuti jalan raya besar selama kurang lebih 30 menit. Sampai akhirnya menemukan pom bensin dan berhenti sejenak untuk mengisi bensin. Saya pun merasa terselamatkan pada akhirnya.
Setelah itu, tim kami yang berjumlah empat motor itu melaju sampai ke KM 16 Jalan Tuaran dan berbelok ke kiri (Mungkin Jalan Dato). Kemudian, kami terus melaju ke arah Jalan Kelingau.
Namun, ada kejadian unik di mana, kami sempat tersesat hingga ke daerah yang tidak kami ketahui. Pokoknya, ujung jalan ini merupakan sebuah gereja katolik yang cukup besar.
Setelah bertanya ke masyarakat sekitar, kami pun putar balik dan menuju jalan raya besar kembali. Alhasil, belokan menuju lokasi yang sebetulnya ada di belokan kedua.
Dari belokan tersebut, saya sempat di spill oleh sebuah papan flyer cukup besar bertuliskan Kokol Hill Elf. Kalau tidak salah jaraknya sekitar 7 KM dalam papan informasi tersebut.
Kami tidak sempat berbincang dan Bu Naily sebagai pengemudi motor yang paling depan mengarahkan kami untuk maju saja.
Kami pun terus mengikuti beliau sekitar 15-20 menitan. Jalannya memang cukup bagus dengan pemandangan indah seperti lembah dan pepohonan. Hanya saja, lama kelamaan saya harus memainkan gigi 1 dan 2 karena jalan yang sangat menanjak.
Baca juga: Tes Sumatif Fase E
Banyak Lokasi Wisata Pegunungan
Setelah tiba di Kokol Hill Elf, kami sempat mengambil nafas karena capek memainkan gigi motor. Namun, ternyata bukan itu tujuan kami dan perjalanan masih harus naik ke atas beberapa lama lagi. Sepertinya memang di wilayah ini, wisata pegunungan sangat banyak sekali. Lokasinya sungguh mirip Liburan Rasa Cipanas Bogor.
Kami pun tiba di tempat yang dituju. Nama tempat itu adalah Kokol Haven Resort. Lucunya, kami melihat hanya tiga motor saja yang sampai lebih dulu. Kami sempat khawatir dengan satu motor lain yang dipakai suami Bu Naily berboncengan dengan Pak Slamet.
Setelah 10 menit, akhirnya dua orang yang ditunggu pun datang dengan sedikit kebingungan. Ya, kebingungan karena nama tempat dan lokasi yang tidak diberi tahu sebelumnya.
Akhirnya, kami pun melepas lelas sejenak. Kami sempat makan-makan snack. Baru setelah sedikit lega, kami masuk ke dalam resort itu.
Perlu sekitar 10 Ringgit Malaysia untuk bisa masuk ke dalam resort. Kami pun membayar sesuai dengan harga yang ditarifkan.
Dan, ternyata. lelah kami terbayar sempurna. Pemandangan di sana begitu indah. Kota Kinabalu terlihat sempurna dengan space pemandangan yang juga luar biasa.
Ada berbagai macam tempat atau spot foto yang menarik. Kami pun larut untuk mencobanya masing-masing. Namun, bagi saya tempat itu mengingatkan saya akan keluarga di Indonesia. Biasanya kami berlibur bersama di akhir pekan.
Kami bermain cukup lama. Sampai tiba waktu dzuhur. Setelah solat dzuhur, kami memutuskan makan di restoran resort.
Harganya memang mahal-mahal bagi kantong rakyat Indonesia kebanyakan seperti saya. Namun menariknya, karcis masuk 10 RM di awal dapat dipakai sebagai potongan harga makanan di resto. Dan memang, rasa yang ditawarkan sesuai dengan harga yang dipasang. Orang bilang worth it lah.
Kami pun pulang sekitar pukul 14.00 siang karena langit mendung. Namun, mendung di hati kami seolah sirna karena pengalaman berlibur di hari itu. Ya, liburan adalah anugerah bagi saya di tempat perantauan. Benar-benar, Liburan Rasa Cipanas Bogor.(*)