Rona Lembayung Pantai Likas. Sedikit melepas rindu kepada diri sendiri. Kepada keintiman dengan pikiran yang terdalam. Maka, pengalaman ini harus saya tuliskan.
Sore itu, salah satu teman kami mengajak pergi ke Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. Ya, sudah beberapa lama kami di sini, kami tidak sempat berkunjung ke kota. Istilah di sini, namanya Bandar.
Setelah sekian rutinitas di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, teman kami yang notabene orang asli Malaysia berjanji mengajak kami ke Bandar. Dia yang seorang polisi Malaysia, mengatakan bahwa kami harus mencoba berkunjung ke Pantai Likas.
Di sana, dirinya menjanjikan kepada kami akan dapat melihat rona lembayung Pantai Likas. Tentu saja, kami heran maksudnya apa.
Ternyata, apa yang teman kami gambarkan sebagai rona lembayung Pantai Likas adalah sunset indah menjelang petang.
Baca juga: Liburan Rasa Cipanas Bogor
Awal Mula Liburan Tak Terencana
Kami sebetulnya berjumlah 7 orang dan teman kami ini bernama Salihin. Dia adalah seorang polisi di bagian kriminal. Di akhir pekan, biasanya dia pulang ke kampung halamannya untuk mengambil jeda pekerjaan.
Nah, Mudrika, salah seorang teman anggota 7 orang itu adalah teman baik Salihin. Berkat dirinya pula, kami bisa kenal dengan Salihin. Singkat cerita, Salihin senang sekali mengenal kami dan berjanji mengajak kami ke Bandar.
Sore itu, sebetulnya liburan berjudul “rona lembayung Pantai Likas” sama sekali tidak terencana. Salihin hendak ke Bandar untuk berolah raga sore. Namun, karena kami memaksa, pada akhirnya dirinya mau membawa kami dengan mobil Avanzanya untuk turut serta.
Hingga, panitia dadakan pun terbuat sudah. Pak Slamet, langsung memesan paket nasi ayam bakar, Bu Deka membeli camilan, dan begitu pun dengan teman-teman lain yang ikut bersiap.
Kami pun berangkat dari UUC Telipok, sekira pukul 16.00. Setelah mengambil, katering makanan, kami berenam dan Salihin pun berangkat. Adapun, Bu Naily, berangkat dengan suaminya dengan motor barunya.
Jarak ke Bandar sekitar 25 KM. Dengan mobil, bisa ditempuh sekitar 45-60 menit. Karena di sini, sore hari waktunya traffic jam, maka kami baru sampai Pantai Likas sekitar pukul 17.00.
Kenyang Tertawa Bahagia
Ternyata, Bu Naily sudah sampai terlebih dahulu. Dia dan suami sudah menggelar karpet untuk kami duduk-duduk. Dan, lokasinya luar biasa pas. Kami bisa langsung melihat teluk Pantai Likas di depan kami. Sungguh pemandangan Rona Lembayung Pantai Likas yang sebenar-benarnya indah.
Kami pun membuka bekal. Mulai dengan obrolan ringan, tak terasa makanan pun habis sedikit demi sedikit. Sampai ketika mau makan nasi ayam bakarnya, perut kami sudah terlalu kenyang.
Akhirnya, kami berhenti ketika akan makan besar. Selain karena kekenyangan, ternyata momen yang kami tunggu-tunggu sudah akan mulai. Bayang matahari petang berwarna kuning ke merahan perlahan tenggelam ditelan lautan.
Momen itu kami segera ambil melalui kamera ponsel masing-masing. Namun, yang paling keren adalah ketika kami mengambil foto melihat sunset sambil membelakangi kamera.
Pose kami saat itu mengingatkan saya akan salah satu episode dalam anime One Piece di mana bayangan sosok kami seolah mengambil alih keindahan momen sunset itu.
Setelah itu, kami terus saja mengambil foto diri dengan seru dan penuh keceriaan.
Baca juga: Tes Sumatif Kelas X
Editan Foto One Piece
Pemandangan sunset sungguh melepas keluh kesah kami dalam sekejap. Namun setelah itu, tetap saja hidup terus berputar dan ingatan-ingatan lain kembali membebani kami.
Usai sunset tenggelam, kami pun shalat magrib di Masjid Bandaraya Kota Kinabalu. Masjid berkubah biru itu menjadi saksi kami telah melalui satu fase liburan yang sungguh indah. Walau tidak terencana, tetapi cukup bermakna.
Masjid seluas 15 hektar itu pula menyaksikan kami pernah tertawa bersama dan tersenyum puas. Dan momen itu akan sangat jarang terulang, karena kesibukan masing-masing di kemudian hari.
Sekira pukul 7 malam, kami pun pulang. Dan tiba di rumah masing-masing sekitar pukul 8 malam.
Terima kasih Bang Salihin telah mau mengantar kami kepada momen itu. Entah itu akan terulang lagi atau tidak.
Hanya saja, untuk mengunci momen rona lembayung di Pantai Likas itu saya tandai dengan sebuah editan foto yang cukup ciamik. Namun sayangnya, fotonya telah hilang di laptop saya. Harapannya, foto itu masih tersimpan di masing-masing HP kawan-kawan saya.
Semoga bisa menjadi pengingat bahwa awal-awal kami di sini, pernah tertawa bersama dan bahagia.(*)