PANJI-PRATAMA.COM – Denny JA dengan bijak menekankan bahwa dokumentasi sebuah gerakan sastra, seperti puisi esai, adalah alat vital untuk menjaga niat dan pemikiran. Dalam empat buku yang ditulisnya, ia menggali lebih jauh dalam perjalanan puisi esai dari tahun 2012 hingga 2024, memberikan gambaran menyeluruh tentang sejarah dan kontribusi genre ini dalam dunia sastra Indonesia.
Salah satu hal yang menarik dalam buku ini adalah bagaimana puisi esai dapat memberikan perspektif baru tentang isu sosial yang kompleks. Melalui karya-karya seperti Manusia Gerobak dan Sapu Tangan Fang Yin , puisi esai mengangkat tema-tema tentang ketidakadilan sosial, kemanusiaan, dan penyembuhan trauma. Puisi-puisi ini tidak hanya menyentuh perasaan pembacanya, tetapi juga mengajak mereka untuk merefleksikan realitas sosial yang sering terabaikan.
Buku ini juga memberikan ruang bagi pakar sastra untuk mengemukakan pandangan mereka tentang puisi esai. Agus R. Sarjono, dalam salah satu esainya, menyebutkan bahwa puisi esai memberikan kontribusi signifikan terhadap demokratisasi sastra. Genre ini membuka pintu bagi orang-orang yang sebelumnya merasa terpinggirkan untuk berpartisipasi dalam dunia sastra, menciptakan dialog yang lebih inklusif.
Tidak hanya itu, puisi esai juga memperkenalkan pembaca pada teknik cerita yang baru. Berthold Damshäuser mengapresiasi genre ini karena mampu menggabungkan elemen cerita, puisi, dan narasi dalam satu karya yang kuat. Puisi esai kembali menghidupkan tradisi sastra Melayu, memberikan kesinambungan yang relevan dengan zaman sekarang.
Kehadiran buku dokumentasi ini juga mengingatkan kita akan pentingnya mempertahankan rekaman sejarah dalam dunia sastra. Tanpa dokumentasi, kita mungkin akan kehilangan jejak pemikiran penting yang melandasi sebuah gerakan sastra. Dengan dokumentasi ini, esai puisi dapat terus berkembang, memberi inspirasi bagi generasi mendatang untuk melanjutkan perjuangan intelektualnya.
Di akhir tulisan, Denny JA menekankan bahwa meskipun dokumentasi ini mungkin terasa lebih internal, itu adalah langkah awal yang sangat penting. Dokumentasi ini akan memperkuat identitas genre puisi esai dan membuka jalan bagi kontribusinya yang lebih besar dalam dunia sastra nasional dan global.
Silakan baca Angkatan Puisi Esai buku 3 di sini:
1 thought on “Review Buku Angkatan Puisi Esai – Buku 3”