Modul Ajar – Konsep Dasar Hikayat berisi materi awal pemahaman Hikayat. Dalam kesempatan ini, Modul Ajar – Konsep Dasar Hikayat berisikan hikayat ringkas Hang Tuah. Isinya adalah hasil rangkuman dari cerita sastra Melayu yang terkenal, yaitu Hikayat Hang Tuah.
Hikayat ringkas Hang Tuah diciptakan oleh seorang sastrawan klasik yang tidak diketahui namanya. Meskipun demikian, Hikayat ringkas Hang Tuah disampaikan turun-menurun melalui lisan.
Sebelum langsung membaca isi hikayatnya, berikut ini diberikan konsep dasar mengenai hikayat, dari mulai pengertian sampai dengan ciri-cirinya.
Baca juga: Artikel pendidikan karya guru tentang pembelajaran puisi
A. Konsep Dasar Hikayat
1. Pengertian Hikayat
Hikayat merupakan karya sastra Melayu berbentuk prosa yang mengandung nilai untuk membangkitkan semangat hidup manusia.
Secara etimologis, hikayat berasal dari bahasa Arab, yaitu haka, yang berarti cerita. Namun, secara arti kamus, hikayat berarti riwayat atau tarikh.
2. Asal Usul Hikayat
Seperti diketahui di awal artikel ini, hikayat merupakan warisan masa lampau dalam bidang kesastraan, terutama pada masa kegemilangan Islam.
Pada waktu itu, agama Islam mulai menyebar di seantero Nusantara antara pada rentang abad ketujuh sampai tiga belas. Selain ajaran Islam, penyebarnya membawa juga misi kebudayaan.
3. Fungsi Hikayat
Hikayat menjadi warisan kegemilangan Islam dalam bidang sastra. Secara genre, hikayat masuk ke dalam cerita fiksi karena sifatnya yang imajinatif. Oleh karena itu, hikayat berfungsi sebagai media hiburan dan media penyampai pesan moral bagi masyarakat.
Baca juga: Contoh proposal kegiatan hut kabupaten
B. Ciri-Ciri Hikayat
Ada cukup banyak ciri-ciri dari hikayat. Meskipun demikian, PANJI-PRATAMA.COM mencoba merangkumnya untuk kamu dari berbagai sumber.
1. Menggunakan Bahasa Melayu Lama
Pada dasarnya, perbedaan mencolok dari hikayat dengan prosa-prosa yang lain adalah penggunaan bahasa Melayu dalam narasi maupun dialog. Kata-kata arkais, yang muncul biasanya tidak lagi digunakan dalam Bahasa Indonesia sekarang, seperti hatta maka, tersebutlah, dan lain sebagainya.
Meski demikian, untuk hikayat ringkas Hang Tuah telah panji-pratama.com terjemahkan dan ringkaskan spesial untuk kamu.
2. Istana Sentris
Hikayat mempunyai ciri menarik yaitu istana sentris, atau disebut juga dengan cerita yang berfokus di latar kerajaan.
Salah satu contohnya ada pada hikayat ringkas Hang Tuah yang berfokus pada cerita sekitar kerajaan Islam di masa perkembangannya.
3. Banyak Unsur Khayalan
Banyak cerita hikayat yang kurang masuk akal seperti binatang yang bisa bicara atau seseorang yang bisa terbang. Hal ini karena hikayat berasal dari imajinasi pengarang.
4. Statis dan Kaku
Ciri unik lain dari hikayat adalah ceritanya yang statis dan kaku. Cerita hikayat tidak berubah dari pertama kali diceritakan oleh pujangganya. Hal itu karena hikayat mempunyai fungsi sebagai media penyampai pesan moral.
5. Pengarang Anonim
Seperti disampaikan di awal, hikayat bersifat anonim. Tidak seorang pun tahu siapa pengarangnya. Meski demikian, ada beberapa sastrawan klasik yang mendokumentasikan hikayat yang disampaikan secara lisan di masyarakat.
Baca juga: Contoh teks lho tentang sanggar tari
C. Hikayat Ringkas Hang Tuah
Perkenalan
Pada suatu masa, tersebutlah seorang pemuda yang bernama Hang Tuah. Hang Tuah adalah anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di sebuah daerah bernama Sungai Duyung.
Pada saat itu, semua orang di Sungai Duyung mendengar kabar tentang Raja Bintan yang baik dan santun. Mendengar hal itu, Hang Mahmud mengajak istrinya, Dang Merdu untuk menemui sang raja.
”Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang besar itu. Apalagi kita ini orang yang miskin. Lebih baik kita pergi ke Bintan agar lebih mudah mencari pekerjaan,” kata Hang Mahmud.
Muncul Masalah
Singkat cerita, setelah pindah ke negeri Bintan, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Dalam mimpi itu, bulan yang bercahaya berubah menjadi Hang Tuah.
Hang Mahmud pun terbangun. Dia lalu bergegas menemui sang anak untuk menciumnya. Anehnya, seluruh tubuh Hang Tuah berubah wangi.
Esok harinya, Hang Mahmud menceritakan mimpinya kepada sang istri dan anaknya. Setelah mendengar cerita itu, Dang Merdu pun langsung memandikan dan melulurkan anaknya.
Setelah itu, Dang Merdu memakaikan anaknya pakaian serba putih, dari mulai kain, baju, dan ikat kepala. Lalu, Dang Merdu memberi makan Hang Tuah berupa nasi kunyit dan telur ayam.
Tak lama berselang, ibunya juga memberi tahu para pemuka agama di kampung untuk mendoakan Hang Tuah. Setelah semua selesai, Dang Merdu memeluk erat anaknya yang disayang itu.
”Adapun anak kita ini kita jaga baik-baik, jangan diberi main jauh-jauh,” pesan Hang Mahmud kepada istrinya.
Baca juga: LKPD – Proposal Pengelolaan Sampah
Klimaks 1
Suatu hari, Hang Tuah remaja membantu kedua orang tuanya untuk membelah kayu bakar. Di lain sisi, ada berita bahwa ada pemberontak yang datang ke tengah pasar membunuh banyak orang.
Orang-orang di pasar melarikan diri ke kampung karena kekacauan di mana-mana. Ada seorang yang sedang melarikan diri berkata kepada Hang Tuah.
Hai, Hang Tuah, hendak matikah kau tidak mau masuk ke kampung?” kata orang tersebut.
”Negeri ini memiliki prajurit dan pegawai yang akan membunuh, ia pun akan mati olehnya,” jawab Hang Tuah tenang sambil terus memotong kayu bakar.
Waktu ia sedang berbicara, ibunya melihat bahwa pemberontak itu menuju Hang Tuah sambil menghunuskan kerisnya. Maka, ibunya berteriak dari kejauhan.
”Hai, anakku, cepat lari!” ujar sang ibu.
Klimaks 2
Hang Tuah tersentak, ia pun langsung bangkit berdiri dan memegang kapaknya menunggu amarah pemberontak itu. Pemberontak itu datang ke hadapan Hang Tuah, hendak menikamnya bertubi-tubi.
Maka, Hang Tuah pun melompat dan mengelak dari tikaman orang itu. Sebaliknya, Hang Tuah mengayunkan kapaknya ke kepala orang itu hingga terbelah kepala orang itu dan mati.
Waktu itu, ada seseorang yang menyaksikannya dan berkata.
“Dia akan menjadi perwira besar di tanah Melayu ini,” ujarnya.
Terdengarlah berita itu oleh keempat kawannya, Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Mereka pun langsung berlari-lari mendapatkan Hang Tuah. Hang Jebat dan Hang Kesturi bertanya kepadanya.
Apakah benar engkau membunuh pemberontak dengan kapak?” ujarnya.
Hang Tuah pun tersenyum dan menjawab.
“Pemberontak itu tidak pantas dibunuh dengan keris, melainkan dengan kapak untuk kayu.” jawab Hang Tuah.
Klimaks 3
Karena kejadian itu, baginda raja sangat mensyukuri adanya sang Hang Tuah. Ia pun berencana akan memanggil Hang Tuah.
Namun demikian, tumenggung dan para pengikutnya berdiskusi karena iri hati kepada Hang Tuah.
Setelah diskusi itu, datanglah mereka ke hadapan Sang Raja. Mereka pun menyampaikan informasi yang salah tentang Hang Tuah.
“Hormat Tuanku, saya mohon ampun dan berkat, ada banyak berita tentang pengkhianatan yang sampai kepada saya. Berita-berita itu sudah lama saya dengar dari para pegawai-pegawai saya.”
“Hai kalian semua, apa saja yang telah kalian ketahui?” jawab raja.
Klimaks 4
“Hormat tuanku, pegawai saya yang hina tidak berani datang, tetapi dia yang berkuasa itulah yang melakukan hal ini.” ujar salah seorang dari mereka.
“Siapakah orang itu?” jawab raja kembali.
“Siapa lagi yang berani melakukannya selain Hang Tuah itu. Saat pegawai-pegawai hamba memberitahukan hal ini pada hamba, hamba sendiri juga tidak percaya, lalu hamba melihat Hang Tuah sedang berbicara dengan seorang perempuan di istana tuan ini. Perempuan tersebut bernama Dang Setia. Hamba takut ia melakukan sesuatu pada perempuan itu, maka hamba dengan dikawal datang untuk mengawasi mereka.” ujar tumenggung yang lain berbohong.
Setelah raja mendengar hal itu, murkalah ia, sampai mukanya berwarna merah padam. Lalu ia bertitah kepada para pegawai yang berhati jahat itu.
“Pergilah, singkirkanlah Si Durhaka itu!” titah raja.
Peleraian
Maka, Hang Tuah pun tidak pernah terdengar lagi di negeri Bintan itu. Meski demikian, Hang Tuah tidak mati malah menjadi seorang perwira besar. Konon katanya, Hang Tuah pun menjadi wali Allah.
Akhir Cerita
Konon, Hang Tuah pun membuka sebuah daerah bernama Sungai Perak. Di sana, Hang Tuah menjadi rajanya.
Demikianlah, Modul Ajar – Konsep Dasar Hikayat yang berisi materi singkat dan ringkasan Hikayat Hang Tuah. Hikayat Hang Tuah sendiri telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Semoga ringkasan hikayat Hang Tuah ini dapat membantu untuk mengenal alur cerita utuhnya. Meski demikian, alangkah baiknya jika membaca Hikayat Hang Tuah versi lengkapnya di perpustakaan.***