PANJI-PRATAMA.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa krisis pangan global yang terjadi saat ini diakibatkan oleh kebijakan negara-negara Barat yang keliru.
Menurutnya, kebijakan yang keliru tersebut dimulai ketika negara-negara Barat mencoba mengurangi dampak pandemi dengan cara-cara yang tidak tepat.
Kebijakan-kebijakan itu seputar penggunaan emisi, peningkatan defisit anggaran, dan penghapusan makanan dari pasar dunia. Hal itu secara alami membuat harga pangan naik.
Baca Juga: Penikmat Film Thriller, Saksikan Kembalinya Stranger Things Season 4!
Transkrip pernyataan Putin tersebut dirilis dalam laman resmi Presiden Rusia www.kremlin.ru yang boleh diakses oleh umum. Hal itu terkait hasil pertemuan antara Presiden Putin dan Presiden Jokowi di Istana Kremlin, Moskow, pada 30 Juni 2022 waktu Rusia.
“Tahun ini Anda akan memimpin pertemuan G20 dan tahun depan Anda akan memimpin ASEAN. Saya yakin bahwa kita akan fokus pada semua masalah ini hari ini.” Ujar Putin menyambut misi kunjungan Jokowi.
Dalam diskusi tersebut, Putin merespon pertanyaan Jokowi seputar rantai pasokan global yang tersendat karena perang Ukraina-Rusia, termasuk larangan ekspor gandum dan pembatasan pupuk.
Putin menegaskan bahwa Rusia tidak membatasi ekspor pupuk. Hal yang sama berlaku untuk makanan.
Menurutnya, pasar dunia telah menghasilkan 800 juta ton gandum per tahunnya. Rusia memasok lebih dari 40 juta ton di antaranya. Dari data tersebut, dapat dipastikan bahwa Rusia adalah pemasok biji gandum nomor satu di pasar dunia.
Di lain sisi, Departemen Pertanian AS menyebut bahwa mereka dapat memasok 6 juta ton per tahunnya. Dibandingkan dengan produksi global, jumlah itu jelas tidak membuat banyak perbedaan untuk pasar dunia. Hanya sekitar 0,5 persen saja.
Baca Juga: Selamat Jalan Technoblade, Darimu Kami Belajar Banyak
“Masalahnya adalah negara-negara tersebut telah memberlakukan sanksi terhadap beberapa pelabuhan kami dan menciptakan kesulitan dengan asuransi kargo.” Tegas Putin.
Menurutnya, meskipun tidak secara langsung, negara-negara Barat telah menciptakan situasi di mana sekarang jauh lebih sulit untuk memasok produk-produk pupuk dan makanan ke pasar luar negeri.
Bahkan, Putin menegaskan bahwa permasalahan ini telah diwanti-wanti kepada Sekjen PBB, Antonio Guterres.
Selain itu, Putin pun menyampaikan alasan lain terkait krisis pangan saat ini. Menurutnya, semua permasalahan pangan ini dimulai sejak setahun yang lalu.
“Hal itu disebabkan oleh kebijakan energi yang salah dari negara-negara Barat. Harga gas naik tajam karena beberapa kesalahan nyata di sektor energi.” Lanjut Putin.
Putin menganalisis kesalahan perusahaan produsen pupuk di negara-negara Barat. Menurutnya, dengan harga gas yang tinggi, banyak perusahaan harus tutup karena secara ekonomi tidak layak untuk memproduksi produk berbasis gas.
“Misalnya saja, di masa lalu, Amerika Serikat memasok lebih banyak makanan ke pasar dunia daripada yang diimpor. Sekarang mereka membeli $17 miliar lebih banyak daripada yang mereka jual. Artinya, mereka telah mencetak dan mendistribusikan uang dan menggunakan dolar itu untuk membeli makanan.” Ujar Pungkas Putin.
Hal tersebut, dalam pemikiran Putin, dapat memacu harga. Dengan demikian, negara-negara berkembang lambat laun terkena imbasnya.
Di akhir diskusinya dengan Jokowi, Putin berharap Indonesia membahas lebih lanjut tentang krisis pangan ini selama pertemuan G20, November 2022 nanti. (*)
(*Tulisan ini dimuat pertama kali di: https://www.nongkrong.co/peristiwa/pr-4313793623/putin-kepada-jokowi-negara-negara-baratlah-yang-membuat-harga-pangan-naik?page=2 pada 1 Juli 2022)