Materi – Konsep asesmen formatif merupakan artikel yang sengaja membahas tentang konsep dasar asesmen formatif. Kemudian, Materi – Konsep asesmen formatif ini menjadi dasar bagaimana guru melakukan penilaian di dalam pembelajaran. Meski demikian, untuk jenis-jenis asesmen formatif akan terbahas pada artikel selanjutnya.
Gambar 1 Konsep Dasar Penilaian Formatif (Sumber: https://www.amongguru.com/perbedaan-asesmen-diagnosis-asesmen-formatif-dan-asesmen-sumatif/)
Sekilas tentang Asesmen Formatif
Asesmen formatif dalam Materi – Konsep asesmen formatif adalah penilaian yang bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Sesuai dengan tujuannya, perlakuan asesmen formatif dapat di awal dan atau di sepanjang proses pembelajaran.
Berikut adalah hal-hal yang harus penting saat menyusun asesmen formatif:
- Pada asesmen formatif, umumnya berlangsung saat proses pembelajaran suatu unit/bab/kompetensi.
- Tujuan dari asesmen formatif adalah mengetahui perkembangan penguasaan siswa terhadap suatu unit/bab/kompetensi yang ada dalam pembelajaran.
- Output akhir dari asesmen formatif adalah sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran suatu unit/bab/kompetensi yang ada dalam pembelajaran agar siswa mencapai penguasaan yang optimal.
- Pemakaian Hasil asesmen formatif tidak untuk menentukan nilai rapor keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan penting lainnya.
Demikian sekilas informasi tentang Materi – Konsep asesmen formatif . Pada Kurikulum Merdeka, guru menjadi lebih banyak mengutamakan asesmen formatif, untuk mendapatkan umpan balik dan mengetahui perkembangan murid.
Menurut Bell dan Cowie (2002), perlakuan asesmen formatif melalui tahap-tahap:
Tahap 1 Pengumpulan Informasi (Elisitasi)
Tahap pertama dari asesmen formatif adalah pengumpulan informasi (elisitasi). Pada tahap ini, guru mengumpulkan bukti-bukti mengenai penguasaan materi/kompetensi yang dapat berlaku dengan berbagai macam teknik sebagaimana akan terbahas pada artikel selanjutnya yaitu Jenis-Jenis Asesmen Formatif.
Walaupun banyak teknik yang ada dalam memperoleh data mengenai kemajuan penguasaan kompetensi siswa baik untuk ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, tetapi juga terdapat beberapa teknik hanya cocok untuk ranah tertentu. Oleh karena itu, teknik yang berlaku hendaknya sesuai dengan ranah kompetensi yang hendak guru tuju dalam mengetahui kemajuan penguasaan siswa.
Selain itu, penerapan teknik asesmen hendaknya bervariasi dari waktu ke waktu. Teknik yang sama apabila berlaku berulang kali dalam satu tatap muka bisa menjadikan siswa bosan. Sebaiknya beberapa teknik elisitasi informasi yang berbeda agar penerapannya selang-seling. Akan lebih baik lagi kalau teknik yang berlaku itu mengandung unsur menyenangkan/menghibur/berupa permainan.
Hal yang penting di sini adalah bahwa asesmen formatif umumnya tidak berlaku secara formal dengan alat ukur atau instrumen yang standar. Pelaksanaannya juga biasanya tidak dengan aturan yang ketat seperti pada asesmen sumatif.
Tahap 2 Pengolahan dan Interpretasi Informasi
Tahap kedua pada siklus asesmen formatif adalah interpretasi informasi. Pada tahap ini, guru dengan cepat mengolah data penilaian yang telah terkumpul. Walaupun pengolahan informasi asesmen formatif akan lebih akurat apabila berlaku secara formal, pengolahan data tersebut umumnya bersifat informal, biasanya tidak memerlukan teknis analisis formal.
Guru dapat dengan spontan ‘mengolahnya dalam otak’ lalu melakukan interpretasi saat itu juga. Untuk dapat menginterpretasi informasi dengan baik, guru perlu memahami capaian kompetensi yang akan terambil dari setiap penilaian yang berlaku. Guru perlu menetapkan pedoman penskoran dari setiap penilaian yang berlaku. Pedoman penskoran berisi gambaran tentang aspek apa saja yang dapat terambil dari penilaian yang telah berlaku dan kualitas capaian siswa dari hasil pengamatan.
Pedoman penskoran pada asesmen formatif lebih fleksibel dan harus sudah paham secara langsung oleh guru sehingga guru tidak perlu memegang pedoman penskoran pada saat asesmen formatif berlaku di kelas. Pada tahap ini guru membuat sejumlah kesimpulan atas beberapa pertanyaan, antara lain:
- Secara umum siswa telah menguasai materi/kompetensi secara umum;
- Apakah semua siswa telah menguasai materi dengan baik;
- Materi mana yang sudah siswa kuasai dan yang belum siswa kuasai dengan baik;
- Siapa saja yang telah menguasai materi dan yang belum menguasai materi dengan baik;
- Apa yang telah menyebabkan sejumlah anak belum menguasai materi dengan baik.
Untuk mengambil kesimpulan seberapa baik siswa telah mencapai kemajuan (menguasai kompetensi), guru umumnya membandingkan penguasaan yang telah tercapai oleh siswa dengan kriteria yang telah berlaku sebelumnya (criterion-referenced formative assessment).
Meskipun demikian, ada sejumlah guru yang membandingkannya dengan penguasaan awal siswa yang bersangkutan (student-referenced formative assessment). Untuk dapat memberikan umpan balik dan tindakan yang tepat, guru dapat menggunakan dua pendekatan tersebut.
Tahap 3 Pengambilan Tindakan
Tahap ketiga pada proses asesmen formatif adalah pengambilan tindakan berdasarkan hasil interpretasi informasi penilaian. Pada tahap ini, guru memberikan umpan balik (feedback) yang meliputi pemberitahuan mengenai tingkat penguasaan siswa, materi mana yang sudah dikuasai, mana yang belum, dan bagaimana tindak lanjut pembelajarannya.
Bagian terpenting dari tahap ini adalah melakukan kegiatan pembelajaran kepada siswa yang difasilitasi guru. Mereka adalah siswa yang penguasaannya belum memenuhi kriteria yang ditetapkan sebelumnya dan/atau yang kemanjuannya belum optimal. Guru melakukan tindakan (intervensi) secara langsung (spontan) atau dapat ditunda. Tindakan dapat terjadi pada tingkat kelas, kelompok, atau individu.